Inspirasi bisa kita dapatkan di
mana saja, kapan saja, dari apa saja, dan dari siapa saja. Inspirasi tak
jarang datang tiba-tiba tanpa permisi. Begitu pula ketika inspirasi
menghampiri saya, begitu mendadak dan tak peduli apa yang sedang saya
lakukan dan rasakan saat itu. Saya kerap mendapat inspirasi ketika
sedang menonton, membaca, mengendarai motor, menyetrika, bersih-bersih
rumah, bahkan ketika saya sedang beraktivitas di dalam kamar mandi. Yang
terakhir saya sebut adalah situasi yang seringkali saya hadapi. Saya -
yang mandi sampai lima belas menit hanya ketika keramas - bisa berada di
dalam kamar mandi hingga dua puluh bahkan nyaris tiga puluh menit.
Well, di sini saya akan muat salah dua dari beberapa hasil "semedi" saya
di dalam kamar mandi.
Saya suguhkan yang pertama dulu ya :)
Dalam cemburu aku tersesat
Namun ku tak berani mendekat
Hanya mampu menatapmu lekat
Sikapmu itu... ooh sungguh keramat
Membuat hatiku berkarat,
karena cinta tanpa syarat!
*Mataram, 21 Juli 2012 - 7.20 am*
Kalimat
pada baris awal untaian kata-kata di atas sebenarnya saya dapat di
detik-detik terakhir menyetrika baju. Tersisa satu potong kaos dari
berbagai jenis pakaian yang bertumpuk setelah hampir satu minggu menanti
untuk dilicinkan dan diharumkan. Entah mengapa kalimat itu terlintas
begitu saja, padahal saya tidak sedang cemburu pada siapa pun dan pada
apa pun. Berhubung hari itu saya harus masuk kerja dan belum mandi,
jadilah saya melanjutkan merangkai kata di dalam kamar mandi. Hasilnya
ya seperti yang kalian lihat di atas. Apa yang saya tulis sama sekali
tidak didukung dengan tempat maupun suasana hati. Tapi walaupun sebagian
besar kata tersebut saya peroleh dan rangkai di kamar mandi, saya
senang membacanya. Semua kata itu begitu aneh dan menggoda - bagi saya
;)
Sekarang mari kita lihat hasil "semedi" yang kedua, yang tidak sekadar 'aneh' tapi 'sangat aneh'. Kalian yang membaca saya persilahkan untuk tertawa, geleng-geleng kepala, berdecak kagum, muntah, ataupun berguling-guling di lantai :D
Ku lihat danau itu begitu biru
dan kau berdiri memandangnya, beku...
Aku pun hanya terpaku.
Kau benar-benar membuat lidahku kelu,
kebisuanmu tak membuatku lupa akan ucapanmu sesaat lalu.
Aah kau ini benar-benar...
Tak peduli aku tersipu,
kau tetap katakan hal itu
Burung-burung di sekitar kita mendendangkan lagu
seolah bahagia mendengar percakapan kau dan aku
Lantas apalagi yang kau tunggu, pangeranku?
Akankah kita terus di sini, bergantian menatap langit dan danau yang sama biru?
See? Sangat aneh, bukan? Saya benar-benar tidak mengerti kenapa saya bisa menyusun kata-kata seperti yang di atas itu. Tiba-tiba ada 'danau biru', 'percakapan kau dan aku', dan yang lebih menggelikan lagi ada kata 'pangeranku'. Entah apa yang merasuki saya, tapi yang jelas saat itu saya sedang sadar sesadar-sadarnya. Saya tidak sedang mabuk cinta, apalagi mabuk alkohol, bah. Saya juga tidak sedang mengkhayal tentang danau berwarna biru ataupun mengkhayal mendengar burung-burung berdendang.
Hmm... ya ya ya, inilah yang dinamakan dengan inspirasi. Dia bisa datang dalam sekejap, pun hilang dalam satu kedipan mata jika kita tak langsung menuangkannya di atas selembar kertas atau menyampaikannya ke orang-orang terdekat kita.
Sebuah inspirasi, bagi saya pribadi, bisa datang tanpa peduli tempat dan situasi. Saya bisa menciptakan suasana hati seolah sedang jatuh cinta, patah hati ataupun marah tanpa perlu menunggu semua itu terjadi. Begitu pula halnya dengan tempat. Kamar mandi telah menjadi tempat favorit saya berikutnya dalam mencari dan mendapat inspirasi setelah kamar tidur.
Sekarang mari kita lihat hasil "semedi" yang kedua, yang tidak sekadar 'aneh' tapi 'sangat aneh'. Kalian yang membaca saya persilahkan untuk tertawa, geleng-geleng kepala, berdecak kagum, muntah, ataupun berguling-guling di lantai :D
Ku lihat danau itu begitu biru
dan kau berdiri memandangnya, beku...
Aku pun hanya terpaku.
Kau benar-benar membuat lidahku kelu,
kebisuanmu tak membuatku lupa akan ucapanmu sesaat lalu.
Aah kau ini benar-benar...
Tak peduli aku tersipu,
kau tetap katakan hal itu
Burung-burung di sekitar kita mendendangkan lagu
seolah bahagia mendengar percakapan kau dan aku
Lantas apalagi yang kau tunggu, pangeranku?
Akankah kita terus di sini, bergantian menatap langit dan danau yang sama biru?
*Mataram, 22 Juli 2012 - 9.45 am*
See? Sangat aneh, bukan? Saya benar-benar tidak mengerti kenapa saya bisa menyusun kata-kata seperti yang di atas itu. Tiba-tiba ada 'danau biru', 'percakapan kau dan aku', dan yang lebih menggelikan lagi ada kata 'pangeranku'. Entah apa yang merasuki saya, tapi yang jelas saat itu saya sedang sadar sesadar-sadarnya. Saya tidak sedang mabuk cinta, apalagi mabuk alkohol, bah. Saya juga tidak sedang mengkhayal tentang danau berwarna biru ataupun mengkhayal mendengar burung-burung berdendang.
Hmm... ya ya ya, inilah yang dinamakan dengan inspirasi. Dia bisa datang dalam sekejap, pun hilang dalam satu kedipan mata jika kita tak langsung menuangkannya di atas selembar kertas atau menyampaikannya ke orang-orang terdekat kita.
Sebuah inspirasi, bagi saya pribadi, bisa datang tanpa peduli tempat dan situasi. Saya bisa menciptakan suasana hati seolah sedang jatuh cinta, patah hati ataupun marah tanpa perlu menunggu semua itu terjadi. Begitu pula halnya dengan tempat. Kamar mandi telah menjadi tempat favorit saya berikutnya dalam mencari dan mendapat inspirasi setelah kamar tidur.
No comments:
Post a Comment